Isnin, 15 November 2010

Sekuntum Cahaya Keredhaan

ruang hati mengalir
dahaganya cahaya suci kasih
jiwa meronta nama dipanggil
agar dia tahu segalanya itu
namun, harapan demi harapan
hancur debu beralaskan kecewa
dia adalah pelindung
cahaya sebuah syurga
demi harapan dan nostalgia
nafas nadi sang pujangga
retak kasih bersimpul
senyuman dikaca palsu
tapi suratan nikmat perpisahan jugalah
mengalirkan satu khalimah suci
hakikat itulah
penyesalan abadi terbina
selagi dia masih percaya
di sebalik sebuah pertuturan
hanya irama dan lagu
air dan udara
melengkapi semuanya
berindahkan lagi satu hari
demi hari
sang hati terus bermadah
kerinduan yang terjelas pancar
di setiap pandangan mata
aku mengerti semua itu
sama tak serupa
itulah kebinasaan akan keegoan
menjadi nafas setiap saat
yang lain dihiraukan
adakah sang gelap lupakan akan cahaya?
cahaya yang selalu mengajar
di setiap detik dan waktu
hakikatnya itulah
nadi sebuah jalinan
aku mengerti dan terus memahami
dosanya aku
keredhaan mengerti lagi....